Sistem Informasi Desa Limpakuwus
RIWAYAT DUKUH SUWUNG
DUKUH SUWUNG ( DUWUNG ) Merupakan Komplek Makam Pertama di Desa
Limpakuwus, lebih jelasnya merupakan Makam Pendiri Desa Limpakuwus.
Lokasi tersebut di Area Persawahan dan berada di Tanah Milik
Pemerintah Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas.
DUKUH SUWUNG merupakan area Makam yang diberi nama Makam Gubug
Dawa, karena sebelum dipugar makam tersebut dibuatkan atap Jawa, dan memanjang.
Saat ini kondisi makam tersebut sudah di pugar oleh masyarakat Desa Limpakuwus.
Sebelum kita lanjut ke riwayat dukuh suwung yang ada di Desa
Limpakuwus sejenak kita melihat kembali arti dan nama LIMPAKUWUS.
Penamaan LIMPAKUWUS sudah ada semenjak dahulu kala
yang mengandung arti :
L I M P A : Tujuan
K U WU S : Terakhir (
Kawus ) atau DESA PENGUWISAN yang berarti Desa Terakhir.
Inforamsinya dari masyarakat secara turun temurun, apabila ada
permasalahan atau bencana apapun dari wilayah Selatan apabila akan mencapai ke
Desa Limpakuwus seluruh permasalahan atau bencana, berakhir selesai.
Kepemerintahan Desa Limpakuwus sudah ada sejak jaman Kolonial
Belanda. Saat itu pemimpin di wilayah Kabupaten Banyumas dipimpin
oleh Raden Tumenggung Mertayudha II.
Riwayat Desa Limpakuwus dibagi menjadi 2 bagian
1.
Limpakuwus dimasa Kerajaan
2.
Limpakuwus dimasa Pergolakan Nasional
Untuk lebih detailnya sudah ada di menu SEJARAH DESA LIMPAKUWUS
Riwayat Dukuh suwung dimulai setelah Pembangunan Saluran Irigasi
yeng dilaksanakan oleh Mbah Perna. Saat itu Mbah Perna sudah melaksanakan
Pembukaan Persawahan yang pertama kali di desa Limpakuwus. Lokasi tersebut Saat
itu masih wujud Padang alang alang, rumput – rumput gembala dan Tanaman Hutan
yang masih Lebat.
Kemudian setelah berhasil membuka tanah persawahan yang pertama
kali ( saat ini Bengkok ) terjadi Hujan deras yang disertai Guntur serta
kilatan cahaya yang sangat besar, sehingga saat itu situasi sangat Kacau dan
menakutkan. Dengan Kekuatan Bathin serta Kebijaksanaan yang dipunyai oleh
seorang Mbah perna, dengan kekuatan bathinya melakukan semedi dan berdoa kepada
Allah SWT. Dalam melakukan doa Mbah Perna melalui kekuatan bathin secara Khusu
melihat dengan mata bathin kondisi lokasi yang akan dipergunakan untuk
persawahan kelak, dan bertanya kepada diri sendiri.
Apakah lokasi tersebut bisa digunakan untuk persawahan ?
Dalam berdoa kepada Allah SWT, mbah Perna mendapatkan gambaran (
Wangsit ) bahwa kelak suatu saat lokasi tersebut bias memberikan sumber pangan
dimasa mendatang.
Dengan Catatan jangan di sebelah utara aliran air yang berasal
dari Telaga Sunyi ( Wangan Perna ) karena sebelah utara aliran air akan
digunakan sebagai tempat Istirahat ( lokasi Juguran ) bersama keturunanya. Ada
satu sahabat Mbah Perna saat itu yang bernama Mbah SAWEDANA.
Mbah Sawedana kepengin bahwa diwilayah timur Limpakuwus harus ada
pedukuhan dengan tujuan saling menjaga wilayah Desa. Dari percakapan antara
Mbah Perna dan Mbah sawedana disimpulkan bahwa terlalu jauh membawa air
kewilayah timur, karena tingginya lokasi tersebut. Dibandingkan dengan wilayah
barat.
Kemudian dengan persetujuan Mbah Perna, mbah Sawedana pergi
kearah timur. Dan dimakamkan diwilayah timur.
Saat ini, lokasi tersebut adalah Kadus 3. Mbah Sawedana
dimakamkan di Makam RW 5, sampai saat ini lokasi tersebut masih bisa
dibuktikan.
Setelah waktu berjalan lama dilokasi sebelah utara aliran air
dipergunakan untuk menetap beberapa keturunanya. Dan diberi nama DUKUH SUWUNG. Saat
itu Air dari Wangan Perna sangat besar. Saking besarnya aliran Air dari Telaga
sunyi, sebagian dialirkan kearah Tengah, hingga dilokasi tersebut penuh air,
dan karena besarnya air saat itu banyak tumbuh-tumbuhan kemambang. Paahal
dilokasi tersebut Mbah Perna sudah membuat semacam Balai, Sehingga lokasi
tersebut dinamakan BALAI KAMBANG yang sampai saat ini masih mengeluarkan sumber
air ( TUK ) sisa air dari Telaga Sunyi ( WANGAN PERNA )
Dan seiring dengan perkembangan Jaman dan waktu, saat ini Lokasi
DUKUH SUWUNG tidak ada penghuni dan menjadi wisata sejarah yang menggambarkan
Seorang Mbah Perna yang berhasil membuka lahan untuk persawahan.Desa
Limpakuwus.
Lokasi makam yang ada di Dukuh Suwung disebut oleh masyarakat
setempat GUBUG DAWA. Disini dimakamkan para Pendiri Desa Lainya.
Kepemerintahan di Desa
Limpakuwus sudah dimulai sejak Tahun 1674 M dengan dilestarikanya Kuburan
Lama yang sudah dipugar oleh Masyarakat Desa Limpakuwus saat ini ( GUBUG
DAWA ). Dan Lokasi tersebut di beri nama Makam Gubug Dawa diwilayah Barat
dan Makam Mbah Sawedana disebelah timur Desa ( Grumbul Blembeng
). Sebelum dipugar, Makam Gubug Dawa tersebut masih berupa undakan batu
yang tertata namun sudah banyak yang hilang. Bebatuan tersebut ukurannya
persegi empat.
Diantara beberapa
makam yang ada, lokasi yang dikeramatkan kesemuanya masih menggunakan
bebatuan sebagai alat untuk Penentuan Symbol yang dinamakan Candi. Seiring
dengan kemajuan jaman jejak peninggalan tersebut hilang.
Pada saat itu Jabatan Lurah dan Kepala Desa belum ada. Dan untuk sebutan keberadaan mereka adalah BEKEL, GRUMBUL, KOPAK yang dalam tugas kepemerintahanya membawahi beberapa wilayah di Desa. Makam Gubug Dawa dan Makam Mbah Sawedana merupakan Makam Yang Dikeramatkan Oleh Masyarakat khususnya masyarakat Desa Limpakuwus dan masyarakat wilayah desa yang lain. Makam tersebut menurut masyarakat sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat tertua di Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas